Archive for Maret 4, 2011

Tips Praktis Mengenali Fobia Sosial

(Sumber: http://www.kabarindonesia.com)

Definisi

Gangguan jiwa yang ditandai dengan kecemasan ketika berhadapan dengan situasi sosial atau melakukan performa di hadapan umum.

Penyebab

1. Kadar dopamin prefrontal diduga sebagai penyebab utama penyebab ekspresi kecemasan (ansietas).

2. Ada perubahan biokimia dan fungsional otak pada penderita fobia sosial.

Manifestasi Klinis

Gejala fobia sosial dapat berupa:
1. Takut berbicara di depan umum
2. Takut makan di restoran
3. Takut menulis di depan umum
4. Takut berbicara dengan orang asing atau orang yang baru dikenal
5. Takut bergabung dengan kelompok sosial
6. Takut berhadapan dengan orang yang memiliki otoritas (kekuasaan, jabatan, pengaruh, dan lain-lain)

Fobia sosial biasanya disertai dengan:
1. Harga diri yang rendah
2. Takut dikritik

Keluhan yang umum dirasakan penderita bila berhadapan dengan kelompok sosial atau orang banyak:
1. Rasa malu (wajah memerah)
2. Tangan gemetar
3. Mual
4. Ingin buang air kecil
5. Cenderung menghindari keramaian atau kerumunan

Pada keadaan yang ekstrim dapat terjadi isolasi sosial total.

Perlu diketahui, penderita menyadari bahwa kecemasannya sangatlah berlebihan dan tidak masuk akal.

Kriteria Diagnostik

Adanya ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial, misalnya rasa takut muncul saat berhadapan dengan orang yang tidak dikenal atau menjadi pusat perhatian orang lain atau melakukan performa (kegiatan, aktivitas) di depan umum. Individu tersebut takut salah bertindak atau bersikap memalukan.

Bila terjadi di bawah usia 18 tahun, durasi fobia paling sedikit enam bulan.

Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai fobia sosial adalah SPIN (Social Phobia Inventory).

Terapi

1. Psikofarmaka

Golongan Monoamine Oxidase Inhibitors (MOIs)

Misalnya: iproniazide, tranylcypromine, phenelzine (ketiga jenis obat ini telah ditarik dari peredaran).

Saat ini tersedia RIMA (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase A), misalnya: Moclobemide (Aurorix®). Dosisnya 450 mg per hari. Efek sampingnya: nyeri kepala, pusing, mual, insomni, dan mulut kering.

Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)

Misalnya:
a. Citalopram (Cipram ®)
Dosisnya 40 mg per hari. Bila sensitif hendaknya dimulai dengan dosis 10 mg dan dinaikkan setelah 4 atau 6 hari.
Efek sampingnya: mual, gatal-gatal dan kemerahan pada kulit, tremor, pusing, mengantuk, dan berkeringat.

b. Fluoxetine (Kalxetin ®)
Dosis awal 10 mg per hari.
Efek sampingnya: mual, diare, anoreksia, gatal-gatal, banyak keringat, ketegangan, insomnia, mengntuk, pusing, tremor, keletihn, dan terkadang mengalami mimpi-mimpi.

c. Fluvoxamine (Luvox ®)
Dosisnya 50 sampai 150 mg per hari. Orang tua dosisnya lebih rendah.
Efek sampingnya: mual, peningkatan keringat, insomnia, mengantuk, mulut kering, kegelisahan, pusing, tremor, dan cemas.
d. Paroxetine (Seroxat ®)

Dosis anjuran: 40-60 mg per hari.
Efek sampingnya: mulut kering, konstipasi (sulit buang air besar), mata kabur, dan gangguan buang air kecil.

e. Sertraline (Zoloft ®)
Dosis awal: 25 mg dan setelah 4-7 hari dosis dapat dinaikkan.
Dosis anjuran: 50-150 mg per hari.
Efek sampingnya: mual, diare, kulit memerah, bnyak keluar keringat, insomnia, mengantuk, tegang, cemas, agitasi (tidak tenang, gelisah), menguap, gangguan konsentrasi, pusing, dan tremor.

Golongan Benzodiazepine

a. Alprazolam ( Xanax ®, Alganax ®, Calmlet ®, Feprax ®, Frixitas ®, Alviz ®, Zyprax ®)
Rata-rata dosis 1 mg per hari, maksimum 3 mg per hari.
Dosis anjuran: 3 X 0,25 – 0,5 mg per hari.
Efek sampingnya: menimbulkan rasa kantuk di siang hari.

b. Clonazepam ( Rivotril ® )
Dosis: tablet 2 mg per hari.

2. Psikoterapi

Misalnya dengan metode Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

3. Terapi Relaksasi

Catatan:

1. Pada penderita fobia sosial, peningkatan denyut jantung saat berbicara di depan umum lebih tinggi daripada orang normal, dan kembali ke keadaan normal juga lebih lama.

2. Ditemukan juga peningkatan TRH (thyrotropin releasing hormone) pada penderita fobia sosial.

3. Pentagastrin dapat menginduksi serangan panik pada penderita fobia sosial, sama dengan penderita gangguan panik.

4. Benzodiazepin lebih dianjurkan untuk mengobati ansietas (kecemasan) berat dalam penggunaan jangka pendek.

5. Hasil terapi lebih baik jika terapi obat digabung dengan psikoterapi.

Peringatan:

Obat-obat di atas tidak dijual bebas, harus dengan resep dokter.

Referensi:

1. Amir N. Diagnosis dan Penggunaan Psikofarmaka pada Fobia Sosial. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 156 Tahun 2007. Hlm 149-157.

2. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2002. Hlm. 36, 37, 47.

3. ISO Indonesia

Tentang Penulis:
Dito Anurogo, S.Ked. adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Semarang.

Maret 4, 2011 at 10:10 am 3 komentar

Guru Mengidap Sosial Fobia

Saya seorang guru yang semakin hari saya semakin lelah dengan fobia sosial saya, saya sudah sering mengajar tetap saja ketika menerangkan tangan saya berkeringat, setiap kali berbicara saya membutuhkan energi yang luar biasa, dada saya sesak, dan kadang saya lupa dengan apa yang baru saja saya bicarakan (karena saya gugup tetapi tetap berusaha melawannya), maka setiap selesai mengajar saya lelah sekali, dalam bersosialisasi saya lebih banyak diam, dan sangat takut sekali jika saya diharuskan untuk berbicara dimuka umum, tadinya saya berfikir jika saya sering mengajar maka saya bisa tampil dimuka umum, nyatanya hal ini tidak terjadi bahkan sekarang kecemasan saya bertambah. Jika diundang kedalam rapat atau tempat keramaian saya sangat tidak nyaman. Dulu waktu sekolah jika pelajaran yang mengharuskan saya tampil saya tidak masuk (saya selalu menghindar), ketika ujian skripsi nilai saya buruk hanya mendapat C hal itu terjadi karena sesampai didepan dosen saya lebih banyak lupa walaupun sebelumnya saya sudah hapal. Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi ini karena saya tahu hal ini benar – benar merusak hidup saya dan saya tidak ingin anak saya melihat saya sebagai ibu yang lemah? terima kasih sebelumnya

Guru – Bekasi

Hallo

Ada beberapa kondisi dan situasi yang saya kira sangat mendukung Anda untuk sembuh dari sosial fobia walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama, tapi yakinlah untuk tetap sembuh, jangan putus asa. Terpenting untuk itu datanglah pada ahli terapi/psikolog atau psikiater yang berkompeten dibidangnya untuk mendapatkan terapi dan medikasi yang dapat mendukung treatment secara tepat dan menyeluruh. Sekedar informasi yang dapat saya sampaikan bahwa biaya terapi barangkali tidaklah murah adanya, diluar negeri pengobatan pada ahli terapis membutuhkan biaya sekitar 10-12 juta untuk 18 kali sesi pertemuan untuk pengobatan sosial fobia ini. Jadi, manfaatkanlah pertemuan-pertemuan tersebut sebaik mungkin dengan motivasi tinggi untuk sembuh dari gangguan ini.

Beberapa kondisi yang menguntungkan Anda pada saat ini adalah;
1) Anda adalah seorang guru. Sekolah merupakan suatu kondisi yang dapat Anda jadi ajang “pembelajaran” dalam penerapan terapi perilaku. Beda halnya bila pasien yang melakukan penarikan dirinya dari lingkungan sosialnya (withdrawl).
2) Anda menyadari bahwa gangguan kecemasan ini sangat menganggu Anda akan menjadikan motivasi Anda untuk sembuh.

Perlu saya tekankan kembali, kebanyakan individu terlalu mudah menyimpulkan dirinya mengidap sosial fobia dengan membaca dari pelbagai media mengenai simtom-simtom yang ada. Padahal karakteristik gangguan yang dirasakan dapat saja dalam bentuk nervous (grogi) yang normal yang dapat dirasakan oleh siapa saja. Untuk itu perlu adanya diagnosa secara tepat oleh orang-orang profesional. Beberapa indikasi adanya gangguan sosial fobia;

1) Adanya rasa ketakutan yang sifatnya menetap ketika Anda berada pada kumpulan orang ramai, dimana Anda merasakan bahwa orang-orang menilai penampilan Anda.
2) Adanya ketakutan secara berlebihan dengan segala tindakan yang Anda lakukan dalam keramaian, barangkali Anda sangat takut bahwa gerak-gerik Anda memalukan, takut salah
3) Takut dengan orang lain dengan ditandai perubahan-perubahan tubuh seperti gemetar, berkeringat, wajah memerah/panas dan munculnya rasa cemas
4) Dalam beberapa situasi munculnya rasa cemas dan ketakutan secara berlebihan, menghindari keramaian atau partisipasi dalam sebuh kelompok, pernah mengalami serangan panik.
5) Individu merasakan gangguan tersebut menganggu interaksi sosial (lihat: Sosial Fobia)

Beberapa saran yang dapat Anda lakukan (tapi ingatlah konseling dan terapi secara langsung akan lebih efektif untuk mengatasi gangguan ini sangat diperlukan;)

1) Ikutilah terapi cognitive-behavioural dianggap paling efektif menyembuhkan gangguan ini (kira-kira 80% pasien dapat sembuh total dan dapat merasakan “hidup kembali”). Ini hanya bisa Anda dapatkan melalui terapi dan konseling secara langsung. Metode NLP (neuro linguistic programming) dapat Anda lakukan sendiri dengan mensugesti diri Anda untuk berpikir positif, mengubah pikiran-pikiran negatif yang muncul dengan menghilangkan prasangka buruk dengan hal-hal yang lebih baik dapat menghilangkan kecemasan.

2) Cobalah untuk olahraga secara teratur, dimulai dengan latihan pengaturan nafas untuk menghindari kemunculan serangan panik. Kemunculan panik diperkirakan kurangnya pasokan udara segar dalam pernafasan sementara meningkatkan jumlah hormon-hormon yang pemicu kecemasan. Latihan pernafasan dapat memberikan kenyamanan bagi tubuh.

3) Usahakanlah untuk tidur secara teratur dan cukup waktu

4) Relaksasi otot untuk mengurangi ketagangan syaraf otot yang diakibatkan oleh munculnya rasa cemas

5) Support group yang positif (hal ini hanya bisa didapatkan melalui terapi). Manfaatkan posisi Anda sebagai guru, tentunya murid-murid akan lebih respek kepada gurunya, sebagai pembelajaran Anda untuk tampil di depan umum, persiapkan bahan mengajar secara matang lalu lakukan sugesti bahwa Anda mampu untuk melakukannya, mampu berbicara di depan umum, ulanglah kalimat tersebut berkali-kali setiap kali menjelang tidur (teknik ini sering digunakan dalam NLP)

6) Ceritakanlah permasalahan yang sedang Anda hadapi pada orang-orang terdekat Anda, pilihlah teman yang mempunyai empati tinggi, sehingga akan menumbuhkan rasa percaya diri dan mendukung (support) Anda dalam menghadapi gangguan ini.

7) Dekatkan diri Anda pada Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan rasa nyaman dalam diri Anda.

(Sumber: http://www.pikirdong.org)

Maret 4, 2011 at 10:01 am 2 komentar

Fobia, Gangguan Kecemasan


(Sumber: Psikologi Zone)
Pengertian fobia menurut para psikopatolog adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu da diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.

Berdasarkan DSM-IV-TR gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.

Beberapa istilah yang paling dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia, adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia, adalah ketakutan pada darah.

Banyak penderita tertentu yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan. Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Fobia sendiri dibagi menjadi dua macam kategori yaitu fobia spesifik dan fobia sosial.

Fobia Spesifik

Fobia spesifik adalah ketakutan yang beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Lebih ringkasnya fobia ini disebabkan oleh obyek atau situasi spesifik. DSM-IV-TR membagi fobia berdasarkan sumber ketakutannya: darah, cedera, dan penyuntikan, situasi (seperti pesawat terbang, lift, ruang tertutup), binatang, dan lingkungan alami (seperti ketinggian, air)

Fobia Sosial

Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. individu yang mengalami fobia sosial biasanya menghindari situasi yang membuat dia merasa dievaluasi, mengalami kecemasan, atau melakukan perilaku yang tidak seharusnya.

Ketakutan yang ditunjukkan dengan keringat berlebihan atau memerahnya wajah merupakan dampak yang tampak. Berbicara atau melakukan sesuatu di depan publik, makan di tempat umum, menggunakan toilet umum, atau hampir semua aktifitas lain yang dilakukan di tempat yang terdapat orang lain dapat menimbulkan kecemasan ekstrim pada penderita fobia sosial.

Orang yang menderita fobia sosial banyak yang memiliki profesi atau pekerjaan yang jauh di bawah kemampuan atau kecerdasan mereka karena sensifitas sosial yang ektrim mereka alami. Lebih baik mengerjakan pekerjaan yang bergaji rendah dari pada setiap hari berhadapan dengan orang lain dalam pekerjaan yang lebih tinggi.

Penanganan Penderita Fobia

Dalam penanganan penderita fobia, penderita tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri sehingga haruslah dibantu oleh terapis yang kompeten dibidangnya. Banyak sekali terapi yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa pendekatan terapi yang bisa dilakukan. Pendekatan Psikoanalisa yaitu dengan dua cara (1) pengungkapan kecemasan yang direpresi; (2) Penyelesaian konflik masa kanak-kanak. Pendekatan Behavioral yaitu (1) Systematic desensitization, yaitu individu yang menderita fobia membayangkan serangkaian situasi yang semakin menakutkan sementara ia berada dalam kondisi rileks; (2) Flooding, yaitu teknik terapeutik dimana klien dipaparkan dengan sumber fobia dalam intensitas penuh; (3) Modelling, yaitu teknik lain yang menggunakan pemaparan terhadap berbagai situasi yang ditakuti. Pendekatan Kognitif yaitu Eliminasi irational belief, dengan cara menghapuskan pemikiran yang irasional. Pendekatan Biologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan seperti sedative, transquilizer, dan anxyolitic.

Daftar Pustaka
Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Maret 4, 2011 at 7:29 am Tinggalkan komentar

Anak Tidak Mau Sekolah


Ketika anak Anda mogok sekolah, bagaimana Anda mengatasinya?

Baru beberapa hari tahun ajaran sekolah dimulai, Reza tiba-tiba saja mogok sekolah. Ketika ditanya masalahnya, ia emoh cerita. Esoknya, Sang Ibu mengetahui dari teman sekelas Reza, kalau kemarin Reza baru dimarahi gurunya karena lupa membawa buku tugas.

Mungkin ini hanya satu dari beberapa alasan anak Anda mogok sekolah. Namun, apapun masalahnya, apa yang Anda lakukan jika anak Anda mengalami ini? Pricyla Trimeilinda, P.Psi, Psikolog , dari Psikolog Anak Siloam Hospitals Lippo Karawaci membagikan kunci jawabannya kepada Anda.

Cemas Karena ‘Berpisah’

Menurut Pricyla, kategori usia anak yang suka melakukan mogok sekolah adalah anak-anak yang masih sekolah di tingkat playgroup , TK, atau SD. Penyebabnya apa saja?

“Penyebab anak mogok sekolah ada dua hal, yaitu internal dan eksternal. Penyebab internal itu biasanya ada di dalam diri Si Anak (berhubungan dengan karakteristik anak), situasi rumah, dan merasa cemas karena harus berpisah dengan salah satu orang terdekatnya (separation anxiety ), seperti ibu atau pengasuhnya,” papar Pricyla.

Separation anxiety ini biasanya terjadi pada anak preschool (TK). Ini terjadi karena anak terlalu dekat (attached ) dengan ibu atau pengasuhnya. Ketika ia harus masuk ke dalam kelas, di mana hampir semua orang yang ada di dalam kelas itu tak dikenalnya, ia akan merasa tidak nyaman. Ia takut karena sosok atau figur separation anxiety -nya (significant other ) tidak ada. Itulah yang membuat Si Anak memilih tidak mau jauh dari rumah dan menolak sekolah lagi.

Sedang faktor penyebab eksternal, lebih ke masalah lingkungan sekolah yang membuatnya merasa tidak nyaman. Misalnya, ternyata mainan di rumahnya lebih banyak dan menarik dibanding di sekolah, teman-teman di sekolah suka mengisenginya (bully ), anak susah beradaptasi dengan lingkungan sekolah, atau gurunya galak.

Kalau sudah begini, orang tua harus berlaku cermat dalam menyikapinya. Dan, jangan pernah menganggap alasan anak mogok sekolah sebagai sesuatu yang remeh.

Jangan Omeli Anak

Meskipun Anda kesal ketika anak mogok sekolah, jangan pernah memaksa dan mengomeli anak ketika mereka memilik mogok sekolah.

Pernyataan semacam, “Kok, kamu begitu sih, Nak?” “Anak-anak yang lain saja sekolah, kok kamu enggak mau?” hanya akan membuat anak semakin drop , takut, dan merasa dirinya tidak mampu sebagai seorang anak.

Orang tua harus ingat, cara berpikir anak, kan, belum sedewasa orang tua, karenanya ketika ia diperlakukan seperti itu ia akan berpikir, “Aku ini bagaimana, sih, kok enggak bisa melaksanakan keinginan Papa-Mama?”

Teknik Mundur Perlahan

Jika memang masalah ini terjadi pada buah hati, tentunya orang tua harus bisa melihat dan memahami penyebabnya.

Jika memang masalahnya karena separation anxiety , coba selesaikan dengan teknik ‘mundur berkala’ atau Systematic Desensitization .

Dengan teknik ini, ibu atau significant other -nya harus mulai mengurangi kehadirannya saat anak berada di sekolah. Jika biasanya Si Ibu mengantar anak sekolah hingga ke dalam kelas, esok cukup sampai di depan kelas. Beberapa hari kemudian kurangi lagi hingga ke parkiran sekolah dan mundur sampai anak turun dari mobil saja.

Biasanya, anak-anak yang terkena mogok sekolah ini adalah anak yang memiliki karakteristik cenderung pendiam. Di mana mereka butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak-anak seperti ini biasa juga diasosiasikan sebagai anak pemalu.

Diskusi Dua Arah

Jika memang masalahnya bukan karena separation anxiety , ajaklah ia berkomunikasi agar bisa mengindentifikasi perasaan anak. Usahakan diskusi dilakukan dari hati ke hati, dua arah, dan dengan menekankan mengapa anak mogok sekolah.

Dengan mengetahui masalahnya, Si Anak merasa orang tua mau mengerti dan orang tua juga tahu seperti apa sudut pandang anak.

Menyiapkan mental anak adalah yang terpenting. Orang tua jangan pernah lelah menyemangati anak berulang-ulang. Semangat itu bisa mengubah rasa takut anak menjadi motivasi positif baginya.

Beri Semangat

Ketika anak bisa menguasai rasa takutnya dan mau sekolah lagi, usahakan selalu memberikan mereka pujian kasih sayang, bukan hadiah barang karena yang dibutuhkan adalah dukungan mental.

Hadiah “verbal” ini misalnya seperti, “Mama bangga hari ini kamu enggak nangis.” Setiap kemajuan, sekalipun kecil, harus tetap dihargai. Meskipun esoknya Si Anak menangis lagi, ya tidak apa-apa, orang tua tetap harus sabar. Orangtua tetap harus membesarkan hatinya secara verbal, “Ayo, kamu pasti bisa!” Ingat, semangat itu mampu menumbuhkan motivasi anak.

Nah, dengan menyadari permasalahan anak, Anda bisa berpikir jernih membantu setiap masalahnya.

Sumber: Psikologi Zone

Maret 4, 2011 at 7:07 am 1 komentar


Kalender

Maret 2011
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Posts by Month

Posts by Category